Legal Connections for the Settlement of Criminal Cases for TNI Soldiers According to Aceh Qanun Number 7 of 2013 with Military Law

(1) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(2) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
(3) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstract
Abstract: The enactment of Aceh Qanun No. 7 of 2013 on the Law of Jinayat Procedural creates a separate problem for the criminal law enforcement system for TNI soldiers in Aceh. Reason, because the settlement of connectivity cases for TNI soldiers has previously been regulated in Law No. 31 of 1997 on Military Courts, however, Aceh Qanun No. 7 of 2013 also regulates the same thing, but with a different legal substance. The dualism of this arrangement can lead to clashes, Aceh Qanun vis a vis military law. This article analyzes how the law applies to the qanun in resolving connectivity cases for TNI soldiers in Aceh? and how is the law enforcement system? These problems were analyzed objectively using the theory of legal validity, and the theory of law enforcement. The method used is doctrinal research which focuses on the results of the study of various secondary data, supported by primary data in the form of interviews with resource persons, and uses a statutory approach and a conceptual approach. The findings of the research, namely: First, Aceh Qanun Number 7 of 2013 does not apply binding for every TNI soldier who performs jarimah together with those who are subject to the Aceh Islamic Sharia judiciary. Second, law enforcement on connectivity cases involving TNI soldiers is resolved through a splitsing mechanism, namely that the perpetrators of the finger who are members of the TNI are resolved through military courts, while the perpetrators of the crime who are civilians are resolved through the Islamic Sharia courts in Aceh.
Abstrak: Berlakunya Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat menjadi problematika tersendiri dalam penegakan hukum pidana bagi prajurit TNI di Aceh. Penyelesaian perkara koneksitas bagi prajurit TNI sebelumnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, namun Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2013 juga turut mengatur hal yang sama, tetapi dengan substansi hukum yang berbeda. Dualisme pengaturan ini dapat menimbulkan benturan, Qanun Aceh vis a vis hukum militer. Artikel ini menganalisis bagaimanakah keberlakuan hukum qanun tersebut dalam penyelasaian perkara koneksitas bagi prajurit TNI di Aceh dan juga bagaimana pula sistem penegakan hukumnya. Persoalan tersebut dikaji dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Adapun analisisnya dilakukan dengan menggunakan teori validitas hukum dan teori penegakan hukum. Metode yang digunakan adalah doctrinal reaserch yang menitikberatkan hasil telaah berbagai data sekunder, dengan didukung data primer berupa wawancara dengan narasumber. Dari kajian dan analisis yang telah dilakukan diperoleh simpulan bahwa: Pertama, Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2013 tidak berlaku mengikat terhadap prajurit TNI yang terlibat perkara koneksitas di Aceh. Kedua, penegakan hukum terhadap perkara koneksitas yang melibatkan prajurit TNI diselesaikan melalui mekanisme splitsing, yakni pelaku jarimah yang merupakan anggota TNI diselesaikan melalui peradilan militer, sedangkan bagi orang sipil diselesaikan melalui peradilan Syariat Islam di Aceh.
Keywords
References
Abdussalam, H.R. dan Adri Desasfuryanto. Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: PTIK. 2012.
Ali, Zainuddin. Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika. 2012.
Arief, Barda Nawawi. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penaggulangan Kejahatan. Jakarta: Kencana. 2008.
. Perbandingan Hukum Pidana. Jakarta: Rajawali Pers. 2013.
Atmaja, Dewa Gede. Filsafat Hukum Dimensi Tematis & Historis. Malang: Satara Press. 2013.
Atmasasmita, Romli. Sistem Peradilan Pidana Kontemporer. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2010.
Auda, Jasser. Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah. Terj. Rosidin danAli Abd el-Mun’in . Bandung: Mizan Media Utama. 2015.
Bahiej, Ahmad. “Studi Komparatif Terhadap Qanun Aceh”. Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum 48, no. 2, (2014).
Berutu, Ali Geno. “Penerapan Syariat Islam Aceh dalam Lintas Sejarah”. Istinbath: Jurnal Hukum 13 no. 2, (2016).
Braithwaite Jhon, V. Braithwaite, M. Cookson, dan L. Dunn. Anomie and Violence: Non-truth and Reconciliation in Indonesian Peacebuilding. Australia: ANU Press. 2010.
Fadl, Khaled M. Abou El. Atas Nama Tuhan: Dari Fikih Otoriter Ke Fikih Otoritatif. Terj. R. Cecep Lukman Yasin. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta. 2003.
Friedmann, W. Teori & Filsafat Hukum: Idealisme Filosofis & Problematika Keadilan Susunan II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 1990.
Hadjon, Philipus M. dan Tatiek Sri Djatmiati. Argumentasi Hukum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2009.
Hart, H.L.A. Konsep Hukum. Terj. M. Khozim. Bandung: Penerbit Nusa Media. 2013.
Ibrahim, Johnny. Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang: Bayumedia Publishing. 2007.
Kamarusdiana. “Qanun Jinayat Aceh Dalam Perspektif Negara Hukum Indonesia”. AHKAM 16, no. 2, (2016).
Kelsen, Hans. Teori Hukum Murni: Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif. Terj. Raisul Muttaqien. Bandung: Nusa Media. 2011.
Mabes TNI, Sekretariat Umum. Undang-Undang Bidang Pertahanan Keamanan (Hankam) 1997. Jakarta: Mabes TNI, 1999.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Prenada Media. 2005.
Moeljatno. Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Munajat, Makhrus. Hukum Pidana Islam di Indonesia. Yogyakarta: Akademik UIN Sunan Kalijaga. 2008.
Nurdin, Ridwan, “Kedudukan Qanun Jinayat Aceh dalam Sistem Hukum Pidana Nasional Indonesia”, MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman 42I, no. 2, (2016).
Ocktoberrinsyah. “Kanun Jenayah Syariah Brunei Darussalam 2013 dan Relevansinya dengan Delik Agama dalam RUU KUHP Indonesia”, Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 51, no. 1, (2017).
Opwis, Felicitas. Maslaha and the purpose of the law: Islamic discourse on legal change from the 4th/10th to 8th/14th century. Leiden-Boston: Brill. 2010.
Panemiko, Winanda Fikri. “Non Muslim dan Proses Berperkara di Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh.” Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2019.
Purnomo, Joko. “Pembaharuan Hukum Pidana Militer Merupakan Keniscayaan”. ADVOKASI HUKUM & OPERASI: Majalah Advokasi 58, (2019).
Rahardjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2012.
Rockwell, Jeffry A. Bryan D. Watson dan Jenny A. Liabenow, “Criminal and Military Justice” dalam The Military Commander and The Law. Alabama: Air University Press. 2019.
Sagala, Parluhutan. “Ketentuan Hukum Acara Pemeriksaan Koneksitas”, ADVOKASI HUKUM & OPERASI: Majalah Advokasi 64, (2021).
Sianturi, S.R. Hukum Pidana Militer di Indonesia. Jakarta: Babinkum TNI. 2010.
. Hukum Penitensia di Indonesia. Jakarta: Babinkum TNI, 2014.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: Penerbit UI Press, 2010.
Sunarso, Siswanto. Viktimologi dalam Sistem Peradilan Pidana. Jakarta: Sinar Grafika. 2012.
Sunggono, Bambang. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006.
Takariawan, Agus. Hukum Pembuktian dalam Perkara Pidana di Indonesia. Bandung Barat: Penerbit Pustaka Reka Cipta. 2019.
Wahidin, Samsul. Politik Penegakan Hukum di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2017.
Waluyo, Bambang. Penegakan Hukum di Indonesia. Jakarta Timur: Sinar Grafika. 2017.
Warman, Edi. “Paradoks Penegakan Hukum Pidana dalam Perspektif Kriminologi di Indonesia”, Jurnal Kriminologi Internasional, Vol. 8, no. 42, (2012).
Wigmore, John H. “Some Lessons for Civilian Justice to Be Learned from Military Justice.” Journal of the American Institute of Criminal Law and Criminology 10, no. 2, (1919).
Interview with Head of Military Court I-01 Banda Aceh, Lt. Col. Chk Agus Husin, on Tuesday 16 February 2021.
Special interview with former Constitutional Court Justice of the Constitutional Court (MK) for the 2003-2008 and 2015-2020 periods, I Dewa Gede Palguna, on Monday, February 22, (2021).
Interview with the former Head of Legal for the Regional Military Command (Kodam—Komando Daerah Militer) Iskandar Muda for the 2015-2016 period, Colonel Chk Agus Hari Suyanto, on Monday 28 June 2021.
Interview with the former Commander of the Sultan Iskandar Muda Air Base for the period 2012-2014, Colonel Pnb (Ret.) Supri Abu, on Monday 15 February 2021.
Article Metrics
Abstract View

DOI: 10.14421/ajish.2021.55.1.181-208
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.