Mitologi Arabisasi Peraturan Bupati (Perbup) Syari’ah di Tasikmalaya dan Implikasinya dalam Sistem Hukum Nasional

Authors

  • Syihabuddin Qalyubi Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga
  • Nurul Hak UIN Sunan Kalijaga
  • Khabibi Muhammad Luthfi Institut Pesantren Mathaliul Falah Pati

DOI:

https://doi.org/10.14421/ajish.v51i2.495

Abstract views: 588 PDF downloads: 785

Keywords:

arabisasi, Peraturan Bupati, mitologi, Tasikmalaya, ideologi

Abstract

Abstract: The purpose of this paper is to analyze the reason, form and meaning of arabization regent regulation (perbup) in Tasikmalaya and its implications for the national legal system. This departs from the arabization of Tasikmalaya regency that tends to be unilateral and less concerned about Sundanese writing. Using the approach of political linguistics and the theory of Mythology from Roland Barthes, it shows that Perbup arabization in Tasikmalaya district was underlied by history and sociological majority of Santri with Islam ideology since 19th centuries until now. In addition, the emergence of Arabization is legally inspired by the vision and mission of Tasikmalaya Regency itself as it wants to become an Islamic religious district. The implementation of Perbup arabization uses Pegon Arabic-Sundanese with three forms called the name of the Regional Work Unit, the official manuscript and the monument. Connotatively or mythologically, the Arabization shows that the regent of Tasikmalaya seeks to spread the ideology of Islamic Nusantara or Islamic Santri to Tasikmalaya society specifically and Indonesian people in general. While the implication to the national legal system is the incoherence of the legal system components in Indonesia.

 

Abstrak: Tujuan tulisan ini adalah menganalisis alasan, bentuk dan makna dari arabisasi dalam Peraturan Bupati di kabupaten Tasikmalaya dan implikasinya dalam hukum nasional. Ini berangkat dari adanya arabisasi pada Peraturan Bupati Kabupaten Tasikmalaya yang cenderung sepihak dan kurang peduli tulisan Sunda. Dengan pendekatan politik linguistik dan teori mitologi Roland Barthes, ditemukan bahwa arabisasi dalam Peraturan Bupati di kabupaten Tasikmalaya dilatarbelakangi oleh sejarah dan sosiologis mayoritas kaum santri yang berideologi Islam Nusantara sejak abad ke-19 hingga sekarang. Selain itu munculnya arabisasi ini secara hukum diilhami oleh visi dan misi Kabupaten Tasikmalaya itu sendiri yang ingin menjadi kabupaten religius islami. Adapun implementasi arabisasi Peraturan Bupati tersebut menggunakan Pegon Arab Sunda dengan tiga bentuk yaitu nama satuan kerja perangkat daerah, naskah dinas dan monumen. Secara konotatif atau mitologis arabisasi itu menunjukkan bahwa bupati Tasikmalaya berusaha menyebarkan ideologi Islam Nusantara atau Islam Santri kepada masyarakat Tasikmalaya itu sendiri secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum. Sementara implikasinya terhadap hukum nasional adalah adanya ketidakpaduan antara komponen sistem hukum di Indonesia.

References

Adeng, “Masuknya Agama Islam ke Cirebon,” Jurnal Ilmiah Sejarah dan Budaya Sunda, Bandung: Budhiracana Balai Kajian Nilai Tradisional, 1996.

Al-‘Uryân, Muhamamad ‘Abd al-Hafîz, Dirâsât Lugawiyyah Nazariyah wa Tatbîqan, Kairo: t.p., 2001.

Al-Chaidar, Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam Indonesia S.M. Kartosoewirjo, Darul Falah: 1420 H..

Ali, Atabik dan Muhdlor, Ahmad Zuhdi, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogyakarta: Multi Karya Grafika, 1998.

Anîs, Ibrâhîm, al-Mu‘jam al-Wasît, Vol. 2, Kairo: Majma’ al-Lugah al-‘Arabiyah, 1973.

at-Tawwâb, Ramadân ‘Abd, Fusûlun fî Fiqh al-‘Arabiyyah, Kairo: Maktabah al-Khanjî, Cet. V., 1997.

Azmi, Alia, “Konstruksi Realitas Pemberlakuan Perda Syariah Oleh Koran The Jakarta Post”, Jurnal Humanus, Vol. XI No.1 (2012).

Barthes, Roland Elemens of Semiology, London: Jonathan Cape 1967.

______, Mythologies, New York: Noondy Press, 1972.

Benda, H.J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit, terj. Daniel Dakidea, Jakarta Pusat: Pustaka Jaya, 1980.

Crouch, Harold, “The Recent Resurgence of Political Islam in Indonesia," dalam Islam in Southeast Asia: Analysing Recent Development, ed. Anthony L. Smith, Singapore: ISEAS, 2002.

Dengel, Holk H., Darul Islam dan Kartosoewirjo, Langkah Perwujudan Angan-Angan yang Gagal, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995.

Dewan Santri PP. Cipasung, Sejarah Singkat Perjuangan K.H. Ruhiyat dalam Membina Pondok Pesantren Cipasung.

Feith, Herbert, Pemilihan Umum 1955 di Indonesia, Jakarta: KPG, 1999.

Hak, Nurul, Perubahan Sosial Pesantren di Tasikmalaya Pada Paruh Pertama Abad ke-20 M. (1905-1950), Tesis (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, 2003.

Hougen, Einar, The Ecology of Language, California: Standford University Press, 1972.

Ibrâhîm, Rajab ‘Abd al-Jawwâd, Dirāsāt fî al-Dalālah wa al-Mu‘jam, Cairo: Dār al-Gharîb, 2001.

Isa, Ahmad Bek, Kitāb al-TahŜîb fî Ushûl al- Ta‘rîb, Kairo: Dār al-Āfāq al-‘Arabiyyah, t.th.

Iskandar, Yosef, Sejarah Jawa Barat, Bandung: CV. Geger Sunten, 1997.

Kemendagri: Tidak Ada Perda Syariat atau Intoleran di Indonesia, https://news.detik.com, diakses selasa 28 Maret 2017, pukul 11.18 WIB.

Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dan UU NO 22 tahun 1999 tentang Otonomi daerah yang kemudian direvisi menjadi UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Koentjaningrat, Kebudayaan Jawa, Jakarta:Balai Pustaka, 1994.

Korhonen, Pekka, “What is Asia? International Studies as Political Linguistics” dalam ed. P. Aalto, V. Harle dan S. Moisio, Global and Regional Problems. Towards and Interdisciplinary Study, Farnham: Ashgate Publishing, 2012.

Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramtedia Pustaka Utama, 2008.

Luthfi, Khabibi Muhammad, “Kontekstualisasi Fillogi dalam Teks-teks Islam Nusantara”, Jurnal Ibda’, Vol. 14, No. 1, Januari - Juni (2016).

Ma'luf, Louis, Al-Munjid fî al-Lugah wa al-A’lām, Cet. ke-41, Beirut: Dār al-Masyriq, 2005.

Miles, H.B. dan Huberman, A.M., Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru, Jakarta: UI Pres, 1992.

Muzakkir, Amin, “Islam Priangan: Pergulatan Identitas dan Politik Kekuasaan”. Jurnal Tashwirul Afkar. Edisi No. 26. (2008).

Perda No. 3 Tahun 2001 yang kemudian direvisi menjadi Perda No.13 Tahun 2003 tentang Rencana Strategis Kabupaten Tasikmalaya 2001-2005.

Samsuri, Analisis Bahasa, Jakarta: Erlangga, 1982.

Sobur, Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2004.

Suaedy, Ahmad, “Syariat Islam dan Tantangan Demokrasi di Indonesia,” Paper dipresentasikan dalam The 9th Conference of The Asia Pacific Sociological Association, Improving the Quality of Social Life: A Challenge for Sociology, Juni 13-15, 2009, Discovery Kartika Plaza, Kuta, Bali, Indonesia.

Suismanto, H., “Perda Syariat Islam dan Problematikanya (Kasus di Tasikmalaya)”, Aplikasia Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama vol. viii no. 1 (Juni, 2007).

Sunardjo, R.H. Unang, Sejarah Pondok Pesantren Suryalaya, Suryalaya:Yayasasan Serba Bakti PP. Suryalaya, 1995.

Widjadjakoesoema, R.D. Asikin dan R.M. Saleh, Sadjarah Soemedang, Djakarta: Primadana Guru, 1960.

Published

04-12-2017

How to Cite

Qalyubi, S., Hak, N., & Luthfi, K. M. (2017). Mitologi Arabisasi Peraturan Bupati (Perbup) Syari’ah di Tasikmalaya dan Implikasinya dalam Sistem Hukum Nasional. Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 51(2), 443–471. https://doi.org/10.14421/ajish.v51i2.495

Issue

Section

Articles