Kududukan Doi Menre dalam Perkawinan Suku Bugis di Bone Sulawesi Selatan

Authors

  • Reski Ulul Amri

DOI:

https://doi.org/10.14421/ajish.v54i1.544

Abstract views: 1803 PDF downloads: 1061

Keywords:

Doi menre, Perkawinan Adat, Suku Bugis Bone

Abstract

Abstract: Doi menre is the giving of a sum of money by the prospective husband to the prospective wife under the agreement between the two families for the spent of the wedding party. Doi menre frequently decisively affects whether the marriage process will proceed. This paper aims to explain how the position and impact of Doi menre in Bugis marriages, Bone Regency. This research is a field study. Data were collected through interviews, then analyzed qualitatively. Based on the research, it can be concluded that Doi menre in the traditional marriage of the Bugis Bone community has been preserved as one of the primary requirements for marriage in the Bugis Bone community. Arguably marriage will not take place without Doi menre. This is different according to Islamic law, which stipulates that Doi menre is not part of the conditions that must be met. Thus, the position of Doi menre has become the customary law of the Bugis Bone community.

Abstrak: Doi menre adalah pemberian sejumlah uang oleh pihak laki-laki (calon suami) kepada calon isteri sesuai dengan kesepakatan kedua belah keluarga untuk keperluan pesta perkawinan. Doi menre sering menjadi penentu berlangsung tidaknya perkawinan. Tulisan ini bertujuan menjelaskan bagaimana kedudukan dan dampak Doi menre dalam perkawinan adat suku Bugis di Kabupaten Bone. Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Data dikumpulkan dengan cara wawancara, kemudian dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa Doi menre dalam perkawinan adat masyarakat Bugis Bone telah menjadi syarat utama perkawinan sesuatu yang harus ada. Perkawinan tidak akan terlaksana tanpa Doi menre dari pihak laki-laki. Hal ini berbeda meurut Hukum Islam bahwa Doi menre tidak termasuk bagian dari syarat yang harus terpenuhi. Dengan demikian kedudukan Doi menre telah menjadi hukum adat masyarakat Bugis Bone.

Author Biography

Reski Ulul Amri

 

References

Abidin, Slamet, Fiqih Munakahat 1 Untuk Fakultas Syari’ah Komponen MKDK, Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Barraq, Abduh al, Panduan Lengkap Pernikahan Islami, Bandung: Pustaka Oasis, 2011.

Hamid, Abu, Bugis Makassar dalam Peta Islamisasi Indonesia, Ujung Pandang: IAIN, 1982.

Hazairin, Tujuh Serangkai Tentang Hukum, Jakarta: Bina Aksara, 1985.

Hararap, Yahya, Kedudukan Janda, Duda dan Anak Angkat dalam Hukum Adat, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993.

Harun, Nasroen, Ushul Fiqh 1, Jakarta: Logos Wacana, 2001.

Hurgronje, C. Snouck, Adatrechbundel (‘S-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1913.

Jones, Pip, Pengantar Teori-Teori Sosial dari Teori Fungsionalisme hingga Post– Modernisme, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016.

Latif, Syarifuddin, Fikih Perkawinan Bugis Tellumpoccoe, Jakarta: Gedung Persada Press, 2016.

Lukito, Ratno, Tradisi Hukum Indonesia, Yogyakarta: Teras, 2008.

Mattulada, A, Latoa Antropologi Politik Orang Bugis, Yogyakarta: Ombak, 2015.

Muchtar, Kamal, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Najmuddin, Andi, Prosesi Mappettu Ada dalam Tradisi Pernikahan Adat Bugis, Watampone: Yayasan Al-Muallim, 2018.

Rosdalina, Perkawinan Masyarakat Bugis Implementasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Terhadap Perkawinan, Yogyakarta: Istana Publishing, 2016.

Sabiq, Sayyid, Fiqhus Sunnah, Kairo: al-Fatḥ li al-I‘lâm al-‘Arabiy, t.t.

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, Bandung: Lentera Hati, 2002.

Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011.

Scott, John, Teori Sosial Masalah-Masalah Pokok Dalam Sosiologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Thalib, Sajuti, Receptio A Contrario: Hubungan Hukum Adat dengan Hukum Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1985.

Anwar, Nurfiah, “Praktek Pelaksanaan Mahar Dalam Perkawinan Masyarakat Bugis Bone Dalam Perspektif Tokoh Adat dan Hukum Islam,” Skripsi Perbandingan Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Angkupi, Prima, “Formulasi Perkawinan Adat Lampung Dalam Bentuk Peraturan Daerah dan Relevansinya Terhadap Hak Asasi Manusia”, Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 49, No. 1, Desember 2014.

Elvira, Rika, “Inkar Janji Atas Kesepakatan Uang Panai Dalam Perkawinan Suku Bugis Makassar,” Skipsi Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, 2014.

Ibrahim, Malik, “Hukum Islam dalam Sistem Peradilan Di Indonesia: Suatu Telaah Awal”, Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 44 2010.

Ikbal, Moh, “Tinjauan Hukum Islam Tentang “Uang Panaik” (Uang Belanja) Dalam Perkawinan Adat Suku Bugis Makassar Kelurahan Untia Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar,” Skripsi Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel, 2012.

Kamsi, “Pergumulan Politik Hukum Perkawinan Islam dan Adat di Indonesia”, Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 46 No. II, Juli-Desember 2012.

Murdan, “Harmonisasi Hukum Adat, Agama, dan Negara dalam Budaya Perkawinan Masyarakat Islam Indonesia Belakangan”, Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah dan Hukum, Vol. 50, No. 2, Desember 2016.

Purwati, Andi Tenri, “Makna Filosofis Dui Menre Dalam Pernikahan Bugis,” Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Sabiq, Muhammad, “Tradisi Doi menre Dalam Proses Peminangan di Kalangan Masyarakat Bugis kecamatan Taneteriattang Kabupaten Bone Perspektif Fiqih,” Skripsi Al Ahwal Al Syakhshiyyah Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim, 2015.

Sesse dan Rafsanjani, Muh. Sudirman, “Dui menre dalam Tradisi Perkawinan Bugis dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus pada Masyarakat Bugis di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare)”, Jurnal Hukum Diktum, Vol. 9: 1 Januari 2011.

Amin, Muhammad Ikhwan, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tradisi Mbayar Tukon Dalam Pernikahan Di Desa Gejagan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang’ (UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016)

Arafah, Siti Sopiah, Iskandar Syah, Suparman Arif, and Maskun Maskun, ‘Tradisi Sebambangan (Larian) Pada Masyarakat Adat Lampung Pepadun’, PESAGI (Jurnal Pendidikan Dan Penelitian Sejarah), 2.1 (2014)

Arpa, Ahmad Muthiee Bin, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap ‘Doi Menre’Dalam Pernikahan Adat Bugis Di Sarawak, Malaysia (Studi Kasus Di Desa Sadong Jaya, Asajaya, Sarawak’, Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015

Basri, Rusdaya, and Fikri Fikri, ‘Sompa and Dui Menre in Wedding Traditions of Bugis Society’, IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 16.1 (2018) <https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=Sompa+and+Dui+Menre+in+Wedding+Traditions+of+Bugis+Society&btnG=>

Damis, Mahyudin, ‘Makna Tradisi Dui’ Menre’/Uang Panai’ Di Kota Manado (Studi Kasus Perkawinan Eksogami Perantau Pria Bugis-Makassar Di Manado)’, HOLISTIK, Journal Of Sosial and Culture, 13.4 (2020), 1–20 <https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=MAKNA+TRADISI+DUI’+MENRE’+%2F+UANG+PANAI’+DI+KOTA+MANADO+%28Studi+Kasus+Perkawinan+Eksogami+Perantau+Pria+Bugis-Makassar+di+Manado%29&btnG=>

Halim, Abdul dan Kosasih, Enon. “TRADISI PENETAPAN DO’I MENRE DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT ADAT SUKU BUGIS SOPPENG (ANALISIS TEORI ‘URF DAN APPANNGADERENG DALAM HUKUM ADAT SUKU BUGIS),” Al-Mazahib: Jurnal Pemikiran Hukum, vol. 7, no. 2. 2 (2019), hlm. 199-215.

Haq, Hilman Syahrial, and Hamdi Hamdi, ‘Perkawinan Adat Merariq Dan Tradisi Selabar Di Masyarakat Suku Sasak’, Perspektif, 21.3 (2016), 157–67 <https://doi.org/DOI: http://dx.doi.org/10.30742/perspektif.v21i3.598>

Huda, Mahmud, and Nova Evanti, ‘Uang Panaik Dalam Perkawinan Adat Bugis Perspektif ‘Urf (Studi Kasus Di Kelurahan Batu Besar Kecamatan Nongsa Kota Batam)’, Jurnal Hukum Keluarga Islam, 3.2 (2019), 133–58

Latif, Hamzah, ‘Kandungan Hadis Aulim Walau Bi Syātin Dan Relevansinya Dengan Walimah Perkawinan (Studi Perkawinan Masyarakat Bugis Bone)’, Al-Risalah: Jurnal Hukum Keluarga Islam (Ahwal Al-Syakhsiyah), 2.1 (2019), 81–98

Muhid, Abdul, ‘Akomodasi Dalam Konflik Sosial Pada Diplomasi Pemberian Pisuke Lintas Desa: Kajian Sosioliguistik’, Humanitatis: Journal of Language and Literature, 5.2 (2019), 163–70 <https://doi.org/https://doi.org/10.30812/humanitatis.v5i2.464>

Muzainah, Gusti, ‘Baantar Jujuran Dalam Perkawinan Adat Masyarakat Banjar’, Jurnal Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman, 5.2 (2019), 10–33.

Pattiroy, Ahmad, and Idrus Salam, ‘Tradisi Doi’ Menre’ Dalam Pernikahan Adat Bugis Di Jambi’, Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 1.1 (2016), 89–116 <http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Ahwal/article/view/1128>

Prayoga, Ginanjar, ‘Tinjauan Hukum Islam Terhadap Doi’Menre’Dalam Perkawinan Adat Bugis (Studi Di Kelurahan Kotakarang Kecamatan Teluk Betung Timur)’ (IAIN Raden Intan Lampung, 2017) <https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0,5&q=Tinjauan+Hukum+Islam+Terhadap+Doi+Menre+Dalam+Perkawinan+Adat+Bugis+(studi+di+Kelurahan+Kotakarang+Kecamatan+Teluk+Betung+Timur)>

Saladin, Bustami, ‘Tradisi Merari’Suku Sasak Di Lombok Dalam Perspektif Hukum Islam’, Al-Ihkam: Jurnal Hukum Dan Pranata Sosial, 8.1 (2013), 21–39.

Sesse, Muh Sudirman, and Rafsanjani Rafsanjani, ‘Dui Menre Dalam Tradisi Perkawinan Bugis Dalam Perspektif Hukum Islam’, DIKTUM: Jurnal Syariah Dan Hukum, 9.1 (2011), 43–55 <https://doi.org/https://doi.org/10.35905/diktum.v9i1.278>

Soekanto, Soerjono, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011).

Published

28-04-2020

How to Cite

Amri, R. U. (2020). Kududukan Doi Menre dalam Perkawinan Suku Bugis di Bone Sulawesi Selatan. Asy-Syir’ah: Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Hukum, 54(1), 83–103. https://doi.org/10.14421/ajish.v54i1.544

Issue

Section

Articles